الباب
السادس : في الإيجاز والإطناب والمساوة
كل مايجوز فى الصدر من المعانى يمكن أن يعبر عنه بثلاث طرق
١– المساوة وهي تأدية المعنى المراد بعبارة مساوية له بأن
تكون على الحدّ الذى جرى به عرف أوساط الناس وهم الذين لم ير تقوا الى درجة
البلاغة ولم يخطوا الى درجة الفهاهة نحو (وإذا رأيت الذين يخو ضون فى آياتنا فأعرض
عنهم)
٢–
والايجاز وهو تأدية المعنى بعبارة ناقصة عنه مع وفائها بالغرض نحو
*قفا نبك من ذكرى حبهب ومنزل*
فاذا
لم تف بالغرض سمى إخلالاكقوله :
والعيش
خير فى ظلا *لى النّوك ممن عاش كدّا
مراده
أن العيش الرغد فى ظلال الحمق خير من العيش الشاق فى ظلال العقل
٣– والاطناب وهو تأدية المعنى بعبارة زائدة عنه مع الفائدة
نحو
(ربّ
إنى وهن العظم منى واشتعل الرأس شيبا )
أى
كبرت فاذا لم تكن فى الزيادة فائدة سمى
تطويلا أن كانت الزيادة غير متعينة وحشوا إن تعينت. فالتطويل نحو
*وألفى
قولها كذبا ومينا*
والحشو
نحو
*وأعلم
علم اليوم والأمس قبله*
ومن
دواعى الايجاز تسهيل الحفظ وتقريب الفهم وضيق المقام والإخفاء وسآمة المحادثة
ومن دواعى الاطناب تثبيت المعنى وتوضيح المراد والتوكيد
ودفعالايهام
أقسام
الايجاز
الايجاز
إما أن يكون بتضمن العبارة القصيرة معانى كثيرة وهو مركز عناية البلغاء وبه تتفاوت
أقدارهم ويسمى إيجاز قصر نحو قوله تعالى (ولكم فى القصاص حياة) وإما أن يكون بحذف
كلمة أو جملة أو أكثر مع قرينة تعين المحذوف ويسمى إيجاز حذف
فحذف
الكلمة كحذف (لا) فى قول امرئ القيس :
فقلت
يمين الله أبرح قاعدا * ولو قطعوا رأسى لديك وأوصالى
وحذف
الجملة كقوله تعالى (وإن يكذبوك فقد كذبت رسل من قبلك) أى فتأس واصر
وحذف
الأكثر نحو قوله تعالى (فأرسلون يوسف أيها الصديق)
أى
أرسلونى الى يوسف لأستعبرة الرؤيا ففعلوا فأتاه وقال له يايوسف
BAB I
PEMBAHASAN
A. Ijaz
1. Pengertian
Ijaz secara
leksikal bermakna meringkas. Sedangkan dalam terminologi ilmu balaghah, ijaz
adalah :
الإيجاز
هو جميع المعاني المتكاثرة تحت اللفظ القليل الوافي بالغرض مع الإبانة والإفصاح
Artinya:
“Ijaz adalah mengumpulkan makna yang
banyak dengan menggunakan lafaz yang sedikit, akan tetapi tetap jelas dan
sesuai dengan maksud pengungkapannya”.
Maksud definisi diatas, ijaz bermakna
menghadirkan makna dengan lafaz yang lebih sedikit, dari pada yang dikenal oleh
orang-orang yang pemahamannya pada tingkat sedang. Walaupun lafaznya lebih
sedikit dari maknanya, akan tetapi pesan yang akan disampaikan oleh mutakallim
dapat terpenuhi. Suatu ungkapan yang singkat, dan tidak memerlukan banyak
kata-kata tidak dikatakan ijaz, jika pesan yang disampaikannya belum
terpenuhi. Efisiensi kata-kata dilakukan dengan tetap memenuhi makna sebagai
tujuan utama dari suatu tindak tutur.contoh ijaz:
خُذِ ٱلْعَفْوَ وَأْمُرْ بِٱلْعُرْفِ
وَأَعْرِضْ عَنِ ٱلْجَٰهِلِينَ
Artinya :
“ Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang
mengerjakan yang ma´ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh”.(QS: Al-A'raf Ayat: 199)
Ayat diatas cukup pendek dan kata-katanya
sedikit, akan tetapi mengandung makna yang luas. Serta menghimpun akhlak-akhlak
mulia secara keseluruhan. Contoh lainnya adalah firman Allah SWT:
الا له
الخلق و الامر
Artinya
:” Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah”.
Nabi SAW
bersabda:
انما
الأعمل بالنيات
Artinya :” Sesungguhnya nilah suatu amal itu
tergantung pada niatnya”.
Tidak setiap perkataan
yang singkat itu dinamakan ijaz. Suatu perkataan yang lafaznya lebih
sedikit dari makna yang dikandungnya, akan tetapi tidak dapat menampung makna
yang dimaksud, maka dinamakan ikhlal (cacat). Ikhlal adalah
membuang satu atau beberapa kata pada suatu kalimat, akan tetapi makna yang
terkandung pada kalimat tersebut tidak sempurna. Sehingga tidak tertutup
kemungkinan timbulnya kesalahpahaman. Contoh ucapan al-Yaskuri berikut ini:
والعيش خير في ظلال # ل النوك ممن عاش كذا
Artinya : “ Kehidupaan lebih baik dibawah
bayangan kebodohan, dari pada orang yang hidup dalam keadaan kesulitan”.
Maksud yang dikehendaki penyair adalah bahwa
nikmatnya kehidupan dalam keadaan bodoh, adalah lebih baik dari pada mempunyai
pengetahuan yang cukup, akan tetapi hidup dalam kesulitan. Perkataan penyair
tidak dapat memberikan makna yang memadai untuk menjelaskan maksud tersebut.
Oleh karena itu, perkataan tersebut tidak bisa dinilai ijaz.
2. Pembagian
ijaz
Menurut imam al-Akhdhari, ijaz terbagi
dua, yaitu ijaz hadzaf dan ijaz qashar.
a. Ijaz
Qashar
(efisiensi dengan cara meringkas)
Ijaz Qashar adalah kalimat ijaz dengan cara
meringkas. Dalam istilah ilmu ma’ani ijaz qashar adalah :
ما تزيد
فيه المعاني على ا لألفاظ
Artinya:“ Bentuk susunan kalimat yang
makna-maknanya melebihi lafaznya”.
Kata-kata yang diungkapkan cukup banyak akan
tetapi lafaz yang digunakan sesedikit mungkin.
Contoh ijaz qashar ini adalah sebagai berikut: Firman Allah SWT
dalam al-Qur’an surah al- Baqarah ayat 164:
والفلك
التى تجرى بما ينفع الناس
Artinya : “ Dan bahtera yang berlayar di
laut membawa apa yang berguna bagi manusia”
Ayat di atas telah mencakup berbagai macam
perdagangan, dan macam-macam kemanfaatan yang tidak dapat dihitung.
b. Ijaz Hadzaf ( efisiensi dengan cara membuang)
Ijaz hadzf adalah ijaz dengan cara membuang bagian
dari pernyataan dengan tetap tidak mengurangi makna yang dimaksudnya. Selain
itu juga terdapat qarinah (indikator) yang menunjukkan kata yang
dibuang. Ungkapan yang dibuang dalam kalimat ijaz bisa bermacam-macam
antara lain:
1. Huruf, seperti firman Allah SWT dalam surah Maryam
20:
ولم أك
بغيّا
Artinya
: “ Dan aku bukan (pula) seorang pezina “
Pada ungkapan ayat diatas tepatnya pada kata “ أك ” ada huruf yang dibuang yaitu huruf “ ن”, yang asalnya adalah:
ولم أكن
بغيّا
2.
Kata isim yang berfungsi sebagai mudhaf,
seperti firman Allah SWT dalam surat al-Hajj ayat 78:
وجاهدوا
فى الله حقّ جهاده
Artinya : “Dan berjihadlah kamu pada jalan
Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya”
Pada ayat di atas terdapat kata yang dibuang
yaitu kata ”سبيل ” yang terdapat pada
ungkapan “فى سبيل
الله “. Kata yang dibuang pada ayat tersebut berfungsi sebagai
mudhaf.
3.
Kata isim yang berfungsi sebagai mudhaf
ilaih, seperti firman Allah SWT dalam surat al-‘Araf ayat 142:
و واعدنا
موسى ثلاثين ليلة و أتممناها بعشر
Artinya: “Dan telah Kami janjikan kepada
Musa ( memberikan Taurat) sesudah berlalu waktu tiga puluh malam, dan Kami
sempurnakan jumlah malam itu dengan sepuluh (malam lagi).”
Pada ayat diatas terdapat kata yang dibuang
yaitu pada ungkapan“بعشر
ليال “. Pada ungkapan tersebut kata yang dibuang adalah “ليال ”. kata tersebut
berfungsi sebagai mudhaf ilaih.
4.
Kata isim yang berfungsi sebagai maushuf,
seperti terdapat pada firman Allah SWT dalam surat Maryam ayat 60:
Artinya: Kecuali orang yang bertaubat,
beriman dan beramal saleh,
Kata yang dibuang terdapat pada ungkapan “Ÿ@ÏHxåur $[sÎ=»|¹ ”. Kata yang dibuangnya adalah “عملا” sehingga kslimst lengkapnya pada ayat tersebut adalah “ وعمل عملا صالحا”. Kata “عملا” pada ungkapandi atas berfungsi sebagai maushuf
5.
Kata isim yang berfungsi sebagai sifat,
seperti firman Allah SWT dalam surah at-Taubah ayat 125:
öNåkøEyŠ#t“sù $²¡ô_Í‘ 4’n<Î) óOÎgÅ¡ô_Í‘
Artinya: “Maka dengan surat itu bertambah
kekafiran mereka, disamping kekafirannya (yang Telah ada)”
Pada ayat di atas kata yang dibuang adalah “ مضافا”, sehingga lengkapnya
adalah “ مضافا
إلى رجسهم“.
6.
Adat syarat seperti firman Allah SWT dalam surat ali imran
ayat 31:
إتّبعوني يحببكم الله
Artinya : “ikutilah Aku, (bila kamu
mengikuti Aku), niscaya Allah mengasihanimu”.
Pada ayat di atas kata yang dibuang adalah “إن” sehingga lengkapnya adalah “ فإن تتبعون”
7.
Frase jawab syarat, seperti firman Allah
SWT dalam surat al- A’raf ayat 27
öqs9ur #“ts? øŒÎ) (#qàÿÏ%ãr ’n?tã Í‘$¨Z9$#
Artinya: “dan jika kamu (Muhammad) melihat
ketika mereka dihadapkan ke neraka, (tentulah kamu melihat suatu peristiwa yang
mengharukan)”.
Pada ayat di atas ungkapan yang dibuangnya
adalah “لرأيت
أمرا فطيعا” yang berfungsi sebagai jawab syarat.
8. Kata
sebagai musnad, seperti firman Allah:
ولئن
سألتهم من خلق السماوات والأرض ليقولنّ الله
Artinya : “ dan sesungguhnya jika kamu tanyakan
kepada merreka, siapakah
yang menciptakan langit dan bumi ? tentu mereka akan menjawab : (yang menciptakannya)Allah”.
Pada ayat di atas lafal yang dibuang adalah “خلقهنّ
الله”. Ungkapan “خلقهنّ” merupakan musnad ddan musnad ilaihnya “الله”
9. Berupa musnad
ilaih
اماوي
يغن الثراء عن الفتى # اذا حشرجت يوما وضاق بها الصدر
Artinya : “Hai keturunan Umayyah, kekayaan itu
tidak berguna bagi seorang pemuda. Apabila jiwanya naik turun (sekarat), dan
dada sesak pada suatu hari”.
Pada syi’ir diatas terdapat kata yang dibuang
yaitu kata “النفس” pada ungkapan “اذا حشرجت يوما”, sehingga ungkapan yang
lengkap adalah “اذا
حشرجت النس يوما”.
10.
Berupa lafadh yang bersandar (متعلّقات), seperti firman Allah swt
dalam surah al-Anbiya ayat 23 :
Ÿw ã@t«ó¡ç„ $¬Hxå ã@yèøÿtƒ öNèdur šcqè=t«ó¡ç„
Artinya : “Dia tidak ditanya tentang apa yang
diperbuat-Nya dan merekalah yang akan ditanyai”.
Lafadz
yang dibuang pada ayat diatas adalah عما يفعلون
11.
Lafazh yang dibuang berupa jumlah, seperti
firman Allah SWT dalam surah al-Baqarah ayat 213:
كان
النّاس أمّة واحدة فحدة فبعث الله النبيّين
Artinya : “ manusia itu adalah umat yang
satu, (setelah timbul perselisihan), maka Allah mengutus para nabi”.
Lafazh
yang dibuang diperkirakan : فا
ختلفوا فبعث
12.
Lafazh yang dibuang berupa beberapa jumlah,
seperti firman Allah SWT dalam surat Yusuf ayat 45:
فأ رسلون
يوسوف أيّها الصّدّيق
Artinya : “Maka
utuslah aku (kepadanya). (Setelah pelayan itu berjumpa dengan Yusuf, dia
berseru): Yusuf, hai orang yang amat dipercaya”.
Pada ayat di atas terdapat beberapa jumlah yang dibuang yaitu:
فأرسلونى
إلى يوسف لأستعبره الرّؤيا فأ رسلوه فأتاه وقال له يا يوسف
Dan masih terdapat contoh dalam bentuk lain
seperti:
Dalam praktek berbahasa, kalam ijaz
memepunyai tujuan sebagai berikut :
a. Untuk
meringkas (الإختصال)
b. Untuk
memudahkan hapalan (تسهيل الحفظ)
c. Mendekatkan
pada pemahaman (تقريب الفهم)
d. Sempitnya
konteks kalimat(ضيق المقام)
e. Menyamarkan
suatu hal tehadap selain pendengar
f. Menghilangkan
perasaan jenuh dan bosan(الضجر والسامة)
g. Memeperoleh
makna yang banyak dengan lafazh yang hanya sedikit
Kalam ijaz dianggap bagus pada
tempat-tempat sebagai berikut:
a. Dalam keadaan
mohon belas kasih (الإستعطاف)
b. Mengadukan
keadaan(شكوى الحال)
c. Permohonan
ampun(الإعتذارات)
d. Bela
sungkwa(التعزية)
e. Mencerca
sesuatu(العتاب)
f. Mencela(التوبيخ)
g. Janji
dan ancaman (الوعد و الوعيد)
h. Surat-
surat penarikan pajak
i.
Surat-surat para raja kepada para penguasa
diwaktu perang
j.
Perintah-perintah dan larangan kerajaan
B. Musawah
Secara leksikal musawah artinya “sama ” atau sebanding.[2] Musawah
adalah pengungkapan kalimat yang maknanya sesuai dengan banyaknya kata-kata, dan kata-katanya sesuai
dengan luasnya makna yang dikehendaki, tidak ada penambahan maupun pengurangan.
[3]
تأدية
المعنى بلفظ قدره هي امساواة كسر بذكره
Artinya : “Adapun mendatangkan makna dengan
ucapan yang sekedarnya (tidak bertele-tele dan tidak terlalu singkat), ialah
musawat namanya, seperti: Berjalanlah kamu serta ingat kepada Allah”.[4]
Contoh lain diantaranya adalah :
a.
Allah SWT. berfirman dalam QS: al- Baqarah
ayat: 11
وما تقدّموا لانفسكم من خير تجدوه عند الله
Artinya : “Dan apa-apa yang kamu usahakan
dari kebaikan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapat pahalanya pada sisi Allah”
b.
Allah SWT. berfirman dalam QS: al- Faathirr
ayat: 43
ولا يحيق
المكر السيئ إلاّ بأهله
Artinya : “rencana yang jahat itu tidak akan
menimpa kecuali atas orang yang merencanakannya”.[5]
DAFTAR PUSTAKA
Zaenuddin, Mamat dan Yayan Nurbayan. Pengantar Ilmu Balaghah. Bandung: PT Refika Aditama. 2007
Al-Jarim, Ali dan Musthafa Amin, Terjemah
al Balaghatul Wdhihah,
Bandung: Sinar Baru Algesindo. 2010
Akhdlori, Imam. Ilmu Balaghah. Bandung: PT Alma’arif. 1985
Tidak ada komentar:
Posting Komentar